2021: First Year in Poland

Early autumn in Łazienki Park

Hello 2022!

And January comes to an end.

Hari ini, setahun lalu, 31 Januari 2021 kami mendarat di Warsaw Chopin International Airport. Satu tahun sudah kami bertiga tinggal di Warsawa, Polandia. Setelah tertunda sejak tahun 2020, kami sampai kesini dengan selamat dan sehat, meski tidak lepas dari drama karena pandemi ini. 🥲 Saat kami sampai, kondisi disinipun tidak terlalu berbeda dengan di tanah air, aktivitas masih terbatas, kasus harian juga masih lumayan tinggi. Dengan berbagai macam tantangan yang ada, kami sangat bersyukur sampai hari ini masih diberi kesehatan dan kecukupan. Dan setelah menjalani kehidupan sebagai perantau selama satu tahun disini, aku coba membuat rangkuman singkat tentang 2021 kami, here we go.. 😘


JANUARY

Awal tahun 2021, kondisi di Indonesia masih belum juga membaik, stay at home pun masih terus berlanjut. Suami kerja dari rumah, anak sekolah daring, sedangkan aku sendiri fokus mengurus rumah dan menemani anak karena sudah tidak lagi kerja kantoran sejak perempat tahun terakhir 2020, dan sedang sangat bersemangat untuk olahraga juga makan sehat (hasil dari pandemi tahun pertama 😄).

Sampai akhirnya di pertengahan Januari kami dapat kabar kalau sudah bisa berangkat ke Polandia bertiga (sebelumnya sempat ada wacana suami mau berangkat duluan, tapi batal karena satu dan lain hal). Terus gimana perasaannya waktu itu? Anxious yet excited at the same time. Karena masih pandemi dan kita hanya punya waktu kurang lebih 2 minggu untuk mempersiapkan semuanya. Kenapa cuma 2 minggu? Karena setelah di pertengahan 2020 batal berangkat, aku dan suami tidak terlalu ngotot harus segera pindah, toh masih pandemi, jadi cenderung santai. Bahkan aku sampai menunda resign dari kantor, anakpun tetap lanjut sekolah, karena memang sudah terdaftar untuk tahun ajaran 2020/2021. Tetapi pengajuan visa tetap diproses dan sudah selesai di bulan September, tapi masa berlakunya akan berakhir di pertengahan Februari 2021. Sedangkan sesampainya di Polandia kami butuh waktu untuk mengurus izin tinggal dan lain-lain sebelum masa berlaku visa habis. Jadi kebayang kan yaa mesti buru-buru dan banyak yang harus diurus dalam waktu yang singkat, rasanya pindahan antar negara ini semacam pindahan antar kota/pulau, hahahaha…

Nah, terus kenapa harus pergi saat pandemi? Kenapa tidak tunggu sampai pandemi selesai? Jujur aku sempat galau dan banyak pertimbangan juga ketika diskusi dengan suami, tapi kami juga tidak tahu kapan pandemi akan berakhir dan kesempatan yang sama tidak akan selalu datang di waktu yang kita inginkan kan ya. Untuk yang tanya ko bisa ke Polandia? Saat ini suami dapat kesempatannya pindah kesini, dan buatku ini salah satu mimpi yang tertunda. Tapi karena dulu doaku kurang spesifik, tidak menyebutkan negara EU tertentu, jadi dapatnya Polandia dulu lah yaaa… 😄

Lalu orang tua dan mertuaku tinggal di luar kota, pengennya kangen-kangenan dulu sebelum berangkat, tapi di tengah kondisi pandemi yang serba tidak menentu, aku dan suami tidak mau ambil resiko, jadilah hanya kami bertiga yang mengurus ini itu, mengepak barang, dan beres-beres rumah. Ditambah wajib menyertakan hasil tes PCR, 72 jam sebelum melewati perbatasan, yang menjadi syarat penerbangan ke Polandia saat itu (dan kita sampe 2x swab, just want to make sure bisa berangkat dan hasil tesnya valid). Akhirnya kami pamitan dengan orang tua pun virtual, ketika sudah check-in di bandara, karena hari dimana kita berangkat cukup riweuh ternyata. Satu-satunya teman yang berpamitan langsung adalah Susy, karena tempat tinggal kita lumayan berdekatan. Jujur sedih sekali, pindahan ini bukan untuk waktu yang singkat, tapi kita tidak bisa pamitan langsung dengan orang-orang tersayang. I know it’s not ideal time for moving out, but we decided to take this opportunity. Bismillah….

Penerbangan kami transit di Qatar, sangat nyaman, waktu transit tidak lebih dari 5 jam, cukup waktu untuk meluruskan kaki dan tidak terburu-buru untuk melanjutkan penerbangan berikutnya. Sesampainya di Warsawa kami disambut dengan suhu minus yang lumayan dan salju tebal. Setelah melewati petugas imigrasi dan pemeriksaan yang cukup lama (oh ya, kami adalah orang terakhir yang diperiksa petugas saat itu, bahkan semua koper pun sudah disimpan di ruangan, bukan ambil di conveyor belt lagi 😂), kami langsung memesan taksi menuju tempat tinggal sementara. Karena hasil PCR swab kami yang negatif, jadi terlepas dari kewajiban karantina. All is well.

FEBRUARY

Suhu disini masih sangat dingin, cuaca juga mudah berubah dan aturan pembatasan masih berlaku, keluar rumah pun hanya untuk belanja kebutuhan sehari-hari, mencari apartemen dan mengurus kartu izin tinggal sementara (karta pobytu). Info dari teman orang Polandia, ini adalah musim dingin dengan salju paling tebal selama 5 tahun terakhir. Jadi tidak heran, meski sudah masuk Februari saljunya masih tebal dan deras.

Pertengahan bulan ini visa kami akan habis masa berlakunya, dan seharusnya dalam jangka waktu tersebut kita datang ke imigrasi untuk mengurus kartu izin tinggal sementara. Tapi beberapa hari menjelang kunjungan, kami dapat kabar kalau perjanjian kunjungan dimundurkan seminggu, dimana hari itu visa kita sudah habis masa berlakunya. Kami tidak punya pilihan lain selain menunggu (juga berdoa supaya tidak dideportasi 😅) tapi karena kondisi masih pandemi, pemerintah Polandia mempunyai kebijakan khusus untuk para WNA, jika visanya sudah habis masih diperbolehkan tinggal di negaranya dengan catatan (read here). Intinya bulan pertama kami penuh dengan urusan administrasi, mencari apartemen dan sekolah anak, tapi masih berusaha menyemangati diri untuk ikut olahraga (meski agak teler karena masih suka ikut kelas di Indonesia 😁).


MARCH

Setelah beres mengurus izin tinggal sementara, saatnya pindahan lagi, bersyukur sekali dibantu oleh agen yang disediakan dari kantor suami untuk mencari tempat tinggal. Lagi-lagi karena keterbatasan waktu, kami tidak terlalu banyak memilih, selama sudah sesuai dengan kebutuhan kami. Tidak lama, kami pun mendapatkan apartemen yang cocok untuk menetap, lokasinya cukup strategis (dekat akses transportasi umum, dan berbagai macam toko) dan tidak jauh dari kantor suami. Untuk ke sekolah anak sedikit lebih jauh, karena sudah dapat duluan sebelum apartemen, tapi masih bisa ditempuh transportasi umum dengan mudah. Setelah pindah, anak kami memulai minggu adaptasinya di sekolah. Karena setahun pandemi jadi hanya ketemu aku dan papanya, satu semester TK di Indonesia pun daring, jadi ini adalah kali pertama dia bertemu dan main langsung dengan teman-teman sebayanya. Apakah semuanya lancar? Ohh tentu saja tidak mudah pemirsa, hahahaha… dua minggu pertama sangat menantang, bahkan hanya untuk mengantarnya ke sekolah. Paham sekali, karena ini lingkungan baru, masih asing untuk dia dan belum lagi bahasa utamanya bahasa Polandia. Meski saat ini kami pilih sekolah swasta multibahasa yang menyediakan guru bahasa Inggris, tapi kebanyakan anak berbahasa lokal. Disaat anak kami sudah kelihatan nyaman dengan sekolah barunya, kasus COVID-19 meningkat lagi dan menjelang akhir bulan pemerintah menerapkan lockdown hingga pertengahan April. Kami pun kembali stay at home, ditambah semua jenjang sekolah diminta melakukan kegiatan secara daring, termasuk pre-schooland once again, back to the square one. 🥲

Hiburanku saat lockdown adalah belanja singkat ke supermarket atau pasar dekat apartemen. Buah strawberry yang biasa banyak di musim semi/panas sudah mulai nampak, dan bunga-bunga musim semi seperti tulip, ranting willowhyacinth pun mulai banyak dijual. Hal lain yang membuatku senang adalah diberi kesempatan oleh Halo Ibu, untuk ngobrol seputar motherhood bersama 2 ibu lainnya, Neisya dan bu Sessa. Terimakasih, Ibu. 💖

APRIL

Spring (Wiosna) is coming! Bulan ini bertepatan dengan datangnya bulan Ramadan, dan ini menjadi puasa terlama pertama buatku (kalau suami pernah mengalaminya ketika di Australia), yaitu 16 sampai 18 jam, dan kali kedua dalam masa pandemi. Jadi tarawih tetap di rumah, karena kegiatan keagamaan masih terkena pembatasan aturan, sebagai gantinya mesjid atau prayer center pun mengadakan shalat tarawih berjamaah secara daring. Kangen banget tarawihan berjamaah langsung di masjid. 🥺

Memasuki minggu ke-3 di rumah, suami masih kerja dari rumah, anak sekolah daring, keluar apartmen hanya untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Pertengahan bulan, sekolah kembali dibuka dan tentu saja dengan peraturan pembatasan terbaru. Jujur masih agak khawatir anak-anak sudah mulai masuk sekolah, tapi karena tidak ada pilihan daring untuk anak pre-school sebisa mungkin kita tetap jalankan protokol kesehatan yang selama ini kita lakukan dan mengikuti anjuran pemerintah.

Akhir bulan, pemerintah melakukan percepatan vaksinasi COVID-19, dan pendaftaran sudah mulai dibuka berdasarkan tahun lahir. Untuk warga negara asing pun diperbolehkan untuk mendaftar vaksinasi disini selama mempunyai no PESEL – nomor identifikasi nasional di Polandia (sejenis nomor KTP di Indonesia). Tahun kelahiranku dan suami sudah dapat melakukan pendaftaran awal Mei nanti. Aku dan suami langsung datang ke kantor pemerintah (semacam kecamatan) untuk membuat no PESEL, tidak menunggu lama kita langsung dapat di hari yang sama dan tinggal menunggu pendaftaran vaksinasi dibuka.

MAY

Cuaca semakin bersahabat, penjuru kota Warsawa dipenuhi beragam jenis bunga. Dan bulan ini menjadi Lebaran, Hari Raya Idul Fitri pertama kami di perantauan, juga kali kedua masak sendiri masakan khas lebaran, sederhana dan semampuku, sekaligus obat kangen rumah. Lalu, karena kondisi masih belum memungkinkan untuk shalat Eid berjamaah secara langsung, jadi kami shalat di rumah. KBRI pun hanya bisa mengadakan secara daring, begitupula silaturahmi dengan keluarga di Indonesia. Pertengahan bulan, situasi disini membaik, pemerintah pun memberikan beberapa kelonggaran peraturan, kecuali pemakaian masker yang masih wajib, khususnya di ruangan tertutup termasuk transportasi umum. 

Masih dalam suasana lebaran, kami bersilaturahmi ke rumah salah satu staf KBRI. Disana kami bertemu dengan para mahasiswa, pekerja Indonesia di Warsawa dan sekaligus menikmati berbagai jenis makanan khas Indonesia. Kami sangat bersyukur meski jauh dari rumah, tapi tetap merasakan kehangatan seperti di tanah air, terimakasih bapak dan ibu atas undangan dan jamuannya.

JUNE

Matahari semakin cerah, saat yang tepat untuk lebih sering belanja ke pasar, jalan-jalan dan piknik, yeayy! Karena cuaca makin bersahabat bagi manusia tropis seperti kami, aku sendiri mulai banyak eksplorasi taman-taman kota di sekitar Warsawa. Di beberapa taman besar, biasanya mempunyai playground untuk anak-anak, tapi banyak juga yang terpisah dan tidak kalah bagus, sejauh ini playground favorit kami ada di taman Ujazdowski, tempatnya luas dan permainannya disesuaikan dengan usia anak. Pertama kalinya aku piknik bersama sahabat anakku, dan ibunya yang menjadi temanku juga.

Nah kalau akhir pekan, karena suami libur kami bisa jalan-jalan bertiga. Bulan ini kami mengunjungi Warsaw Uprising Museum yang ternyata hanya 15 menit jalan kaki dari tempat tinggal kami, Copernicus Science Center (Centrum Nauki Kopernik) termasuk Planetariumnya, dari sana lanjut berjalan menyusuri sungai Vistula sampai Old Town dan mampir untuk makan siang di restoran Indonesia. Terakhir, jalan-jalan ke Warsaw Zoo tempatnya cukup luas, hijau, bersih, dan punya beragam jenis binatang, termasuk Harimau Sumatra, tapi sayangnya hari itu dia tak menampakkan diri, mungkin lain kali kami akan kembali lagi.

Setelah mendapatkan no PESEL bulan April lalu, aku dan suami vaksinasi COVID-19 dosis pertama. Selisih hari dan tempat berbeda, jaga-jaga kalau ada yang mengalami kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI), setidaknya tidak bersamaan. Syukurlah kami berdua tidak mengalami KIPI yang sampai mengganggu kegiatan sehari-hari, hanya pegal di bagian bekas suntik, mengantuk dan lebih lapar saja. Untuk anak kami masih menunggu giliran, sementara kita tetap jalankan prokes dan konsumsi vitamin.


JULY

Tidak seperti bulan lalu, akhir pekan lebih banyak istirahat atau berenang di apartemen. Dan kali ini berkesempatan merayakan Hari Raya Idul Adha di KBRI, shalat Ied bersama teman-teman Indonesia lainnya. Meski tidak banyak orang yang hadir, karena disini bukan libur nasional, tapi tetap tidak mengurangi rasa syukur kami. Pulangnya main ke taman sebentar dan lanjut silaturahmi ke rumah salah seorang teman Indonesia yang sudah lama tinggal disini.

Jauh dari rumah membuatku lebih sering masak sendiri dibanding jajan di luar rumah atau pesan-antar makanan. Akupun ikut kelas masak daring bersama LNB Cooking Academy yang kebetulan milik temanku yang saat ini tinggal di Korea. Lumayan bisa jadi pilihan untuk bekal sekolah anak, piknik atau makan di rumah. Dan paling menyenangkan adalah saat ke pasar, semua buah dan sayurannya terlihat sangat segar, dan banyak yang baru buat kami, meski beberapa pernah aku lihat di Indonesia, tapi karena termasuk produk impor harganya pun lumayan. Ditambah toko-toko bunga berjajar dengan cantiknya, makin betah di pasar dan susah pulang hahahaha..

Bulan ini aku melakukan vaksinasi kedua, setelah suntikan pertama bulan lalu. Efeknya pun kurang lebih sama dengan yang pertama, so far so good. Akhir bulan ditutup dengan syukuran anak kami yang sudah berusia 5 tahun, time flies so fast.





AUGUST

Matahari semakin terik, tapi tahun ini kami memutuskan liburan musim panas disini dulu, karena jujur masih khawatir untuk pergi liburan ke kota atau negara lain. Tapi karena sejak pandemi sudah terbiasa di rumah, jadi tidak masalah. Dan ternyata, setiap bulan Warsawa mempunyai acara breakfast market, Targ Śniadaniowy, di salah satu akhir pekannya. Bulan ini giliran Indonesian week. Tentu saja kita datang, kangen makanan dan jajanan Indonesia, plus bisa bertemu dengan orang-orang Indonesia disana. Kita juga mengajak teman suami dan keluarganya sekalian memperkenalkan makanan dan budaya negara kami. It was a great day indeed.

Sejak disini kami jarang makan di luar, jadi mau tidak mau aku lebih sering memasak di rumah, termasuk membuat persediaan kimchi, karena aku suka sekali dengan makanan Korea. Meski tidak semudah ketika di Indonesia, tapi tetap bersyukur karena selalu diberi kemudahan. I’m so glad though, dengan segala macam keterbatasan disini aku belajar untuk naik kelas dalam banyak hal.

Funny story, untuk pertama kalinya sejak sampai disini, aku kena tilang petugas trem! Hahahahha sebenarnya aku sudah beli tiket, tapi lupa scan barcode ketika naik, sampai tiba-tiba ada petugas yang berkeliling untuk cek tiket penumpang yang sudah tervalidasi. Bayar tilang di tempat, dan besoknya aku langsung membeli tiket bulanan. Telat yaa, kenapa baru sekarang, tapi lebih baik daripada kena tilang lagi tentunya, hahahahah…

SEPTEMBER 

Daun-daun mulai menguning, tandanya musim gugur akan segera tiba. Lalu baru sadar, sepertinya aku kurang banyak mengeksplorasi kota ini, karena masih beradaptasi aku lebih fokus ke hal-hal mendasar seperti makanan dan kebutuhan orang rumah, jadi hanya berputar di tempat yang sama. Kali ini aku mencoba museum hopping, dan ternyata setiap harinya selalu ada museum yang memberikan akses gratis, wohooo.. bulan ini aku pergi ke dua museum, pertama, National Museum in Warsaw tempat dimana kita bisa menikmati dan mempelajari berbagai karya seni dari Polandia dan juga dunia, yang dibagi ke dalam beberapa bagian galeri bertema dari jaman kuno hingga modern. Museum kedua adalah Fryderyk Chopin Museum, yang dibuat untuk mengingatkan kita kepada seorang komposer musik klasik ternama yang berasal dari Polandia, memberikan pengetahuan juga perjalanan hidup seorang Frédéric Chopin. Museum-museum ini masih terawat dengan sangat baik dan juga mempunyai interior yang cantik. Lain kali aku akan cerita terpisah tentang museum-museum ini ya.

Selain museum hopping, kegiatan favoritku lainnya adalah berjalan-jalan di taman. Kali ini aku mencoba ke Ogród Saski (Saxon Garden) yang berlokasi di pusat kota Warsawa. Biasanya aku selalu membawa bekal dari rumah untuk makan di taman sambil menikmati udara yang semakin sejuk dan keindahan taman. Sesederhana itu tapi sangat menyenangkan dan sangat sulit aku dapatkan ketika di Jakarta dulu. Dan setelah delapan bulan, akhirnya aku naik ke viewing terrace PKiN (Pałac Kultury i Nauki - Palace of Culture and Science). Padahal selalu aku lewati setiap hari ketika antar jemput sekolah anakku, tapi baru sempat main kesini ketika cuaca sudah mulai dingin. Gedung ini menjadi salah satu landmark kota Warsawa, seperti Monas di Jakarta, dan dari lantai 30 ini aku bisa melihat Warsawa 360°. It’s beautiful sunny day yet so windy and cold up there.

Lalu, karena pandemi pula lah, semua aktifitas di dalam ruangan menjadi terbatas, dan untuk pertama kalinya setelah satu tahun lebih, kami bertiga nonton di bioskop. Film anak dan dalam bahasa Polandia, hahaha tetapi meskipun bahasanya masih asing, tetap menyenangkan karena anak kami sangat menikmatinya.


OCTOBER

My favorite month is here and welcoming my first Autumn! 🍂 awalnya musim semi selalu menjadi favoritku, tapi ternyata musim gugur juga tidak kalah cantik. Serene and romantic. Orang Polandia menyebutnya dengan Złota Polska Jesień atau Polish Golden Autumn. Karena hampir semua dedaunan berwarna kuning keemasan, cuacanya sejuk, segar tapi belum terlalu dingin. It’s time for museum and park hopping again. Let’s go! Kali ini aku mengunjungi Museum Zamek Królewski (Royal Castle in Warsaw) yang berlokasi di kota Tua Warsawa, museumnya luas namun tetap indah dan terawat, dan Museum Geologiczne (Geological Museum) yang lokasinya tidak jauh dari sekolah anakku, jadi kami pergi kesana sepulang sekolah. 

Seperti musim semi, musim gugur pun tidak akan berlangsung lama, jadi aku kembali mengunjungi beberapa taman kota seperti Ujazdowski Park, Ogród Saski, Ogród Krasińskich, dan Pole Mokotowskie Park. Seperti biasa aku pergi setelah selesai antar anak sekolah, dan aku membawa bekal dari rumah untuk makan di taman. Ini menjadi waktu me time buatku (termasuk menikmati hari ulang tahunku 🥰) sekaligus berburu foto, karena terlalu cantik untuk dilewatkan begitu saja.

Anak kami sudah mulai terbiasa dengan sekolah barunya, dan bulan ini kami coba menawarkan anak kami untuk ikut sekolah bola di luar jam sekolahnya. Setelah dia setuju untuk mencoba, mulai bulan ini kami mendaftarkan dia untuk berlatih setiap satu minggu sekali sehabis pulang sekolah. Awalnya iseng mencari kegiatan untuk menyalurkan energi positifnya, dan ternyata dia suka. Sementara itu, aku masih suka mengikuti workshop atau kelas online. Bulan ini, aku mengikuti kelas Mind Revive bersama Prisya, dan tante Rani tentang Komunikasi Welas Asih. Meskipun sudah pindah aku masih ikut acara-acara di Indonesia jika waktunya pas, karena setelahnya aku merasa lebih tenang dan pikiranku lebih terbuka. Yang kedua, aku mengikuti kelas online membuat berbagai jenis dim sum bersama Mbok Piti. Lagi-lagi karena keterbatasan, akhirnya aku jadi belajar dan berusaha membuat dim sum sendiri. After all, the decision to get out from the comfort zone is not that bad. 😁




NOVEMBER

Sepertinya musim gugur akan segera berlalu, dinginnya makin menusuk dan dedaunan di taman pun sudah semakin banyak yang berguguran. Akhir pekan, kami kembali ke tempat favorit anakku, Centrum Nauki Kopernik (Copernicus Science Center). Selalu ada hal baru dan menarik disana, bukan hanya untuk anak, tetapi juga orang dewasa. Selain itu aku juga sempat mengunjungi pameran multi-sensory Van Gogh yang saat itu sedang diadakan di Warsawa. Meskipun bukan pemerhati seni, I really enjoyed my time there.

Aku beruntung, ketika pindah kesini aku bertemu dengan teman-teman orang Indonesia yang sudah lama tinggal disini dan berkat mereka aku bergabung dengan Komunitas Indonesia di Polandia yang memberikan banyak info dan tips bermanfaat sesama perantau. Setelah Idul Adha lalu, kita kembali potluck di salah satu rumah temanku, dan sekalian membawa hasil percobaan dari kelas masakku bulan lalu. 

Selain belajar masak, akhirnya aku memutuskan untuk belajar bahasa Polandia. Salah satu alasannya adalah karena anak kami sudah mulai bisa sedikit berbicara bahasa Polandia, dan tentunya bisa kugunakan sehari-hari. Kebanyakan petugas toko disini berbahasa Polandia, sedikit sekali yang aku temui bisa berbahasa Inggris. Meski bisa menggunakan aplikasi penerjemah, setidaknya dengan belajar, membantu mempermudah kehidupan kami disini. Meski sulit, aku sangat bersemangat karena jadi punya kegiatan lain, dan mulai sedikit mengerti bahasanya plus bisa membalas percakapan-percakapan singkat dengan anak.



DECEMBER

Winter is coming. Rasanya baru saja menikmati hangatnya (atau lebih ke panas mungkin yaa 😂) matahari di Warsawa, sudah bertemu lagi dengan cuaca dingin dan bersalju, meski sepertinya lebih tipis dibanding tahun lalu. Tapi ini adalah musim yang paling ditunggu-tunggu oleh anakku, meski lebih dingin tapi tidak mengurangi semangatnya untuk sekolah dan main di luar rumah. Sedangkan aku sendiri, selain lebih sering memasak, aku kembali mencoba baking setelah sekian lama aku tinggalkan, setidaknya bisa menambah pilihan cemilan di rumah. 

Jujur sejak disini, jadi banyak sekali hal yang aku lakukan untuk pertama kalinya, salah satunya adalah mencoba ice skating, yippie!!!! It’s not that easy, but it was fun, dan lebih senang lagi karena berhasil mengajak suamiku ikut bermain ice skating, ditambah dia sudah mulai cuti. Di sela-sela kesibukan kantornya, kami berdua masih bisa mempunyai quality time, seperti nonton berdua ketika anak sekolah, hihi..

Untuk liburan akhir tahun, kami masih menunda rencana untuk bepergian ke luar kota atau negara lain, salah satunya karena kasus COVID-19 sedang kembali meningkat sejak awal musim dingin ini. Akhirnya kami memilih jalur aman untuk menghabiskan liburan musim dingin, beristirahat di apartmen dan menutup akhir tahun dengan vaksinasi untuk anak kami.




Daaaaann sekian cerita selama satu tahun di Warsawa, Polandia. See you in the next stories! ☺️


XOXO,
FETTYASIHTA

Comments

  1. Hallo sepertinya seru ya bersama keluarga tinggal di Polandia. Apakah ada instagram supaya bisa bertanya tanya sesuatu. Karena saya juga ingi mengajak keluarga tinggal di Polandia juga. Saat ini saya sedang di slovakia dan Berencana ke polandia

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts