Memantau Tumbuh Kembang Anak dengan Kalkulator AFS


Haiiii... kali ini aku akan share lumayan panjang dari biasanya yaa. Weekend lalu aku berkesempatan hadir di acara Parenting Club bersama Clozette Indonesia yang bertempat di Miniapolis Playground Plaza Indonesia, dengan tema "Sudahkah Si Kecil Tumbuh Kembang Sesuai Usianya?". Saat acara kami diwajibkan membawa anak (usia 2-4 tahun) serta pendamping. Anak-anak diberikan berbagai macam aktivitas di ruangan, dan para Mam duduk manis mengikuti seminar.



Hmm.. aku jadi bertanya-tanya sama diri sendiri, apakah tumbuh kembang Enzo di usia 2,5 tahun ini sudah sesuai dengan usianya? Apakah stimulasi yang kita berikan sudah tepat? Bagaimana cara memberikan anak stimulasi yang tepat sehingga tumbuh kembangnya sesuai dengan usia?

Beruntung aku bisa mendapatkan semua jawabannya melalui narasumber kita hari itu yaitu Dr. dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), seorang Dokter Spesialis Anak - Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial. Beliau juga merupakan ketua dokter tumbuh kembang anak di Indonesia lhoo..


Dr. Wawan menjelaskan bahwa proses tumbuh kembang anak ini berlangsung secara sistematis dan bertahap, seiring perkembangannya sejak lahir hingga remaja (0-18tahun). Di tahap pertama kehidupannya, anak mensinergikan semua pengalaman yang ia tangkap dari lingkungannya melalui indera penglihatan, pendengaran, perabaan dan penciuman (0-1 tahun). Seiring bertambahnya usia anak, kemampuan anak pun semakin berkembang sehingga membentuk 4 aspek perkembangan dasar, yaitu:

  • Motorik Kasar
Kemampuan anak untuk mengembangkan aktivitas dengan menggunakan kekuatan otot-otot besar penyangga tubuhnya, seperti tengkurap, duduk, berdiri, berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga dan lain-lain.

  • Motorik Halus
Kemampuan anak untuk mengembangkan keterampilan koordinasi otot-otot kecil dan juga melibatkan fungsi indera lain. Contohnya meraih mainan di depannya, memegang pensil, menulis dan lainnya.

  • Bicara Bahasa
Keterpaduan antara kemampuan anak memahami berbagai informasi yang ia dapat dari lingkungannya (reseptif) dengan kemampuan mengekspresikan ide serta keinginannya secara verbal (ekspresif).

  • Personal Sosial
Kemampuan anak untuk mengembangkan berbagai macam aktivitas kemandirian dan juga hasil pengalaman interaksi sosial dengan lingkungannya. Diantaranya adalah makan sendiri, menggunakan sendok/garpu, melepas/memakai baju sendiri dan sebagainya.

Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari kita, aktivitas menyikat gigi bagi anak itu adalah salah satu aktivitas yang tidak hanya melatih motorik halusnya (memegang sikat gigi), namun juga motorik kasar (berdiri di depan wastafel/di atas dudukan), bicara bahasa (mengerti instruksi kita) dan personal sosial (kemandirian). Dan sinergisme antara keempat kemampuan dasar tersebut akan nampak sebagai kemampuan Akal Fisik dan Sosial.

Apa itu kemampuan Akal Fisik dan Sosial?

Kemampuan akal anak adalah hasil dari sinergisme semua aspek perkembangan dasar menjadi cara untuk anak merespon semua rangsanagan dari lingkungan sekitar, sehingga pemahaman mereka akan berkembang baik untuk mengutarakan ide dan keinginannya, dan juga mencari alternatif strategi untuk memecahahkan masalah.

Melakukan pergerakan tubuh dan fisik sesuai dengan yang diinginkan, menggunakan kekuatan dan keseimbangan tubuh merupakan kemampuan fisik anak hasil dari sinergisme perkembangan dasar mereka.

Kemampuan anak dalam berinterkasi sosial di lingkungannya dengan berbagai benda, makhluk hidup atau individu di sekitarnya. Meniru informasi yang ia lihat, dengar, ataupun komunikasi bverbal dua arah, inilah yang kita sebut dengan kemampuan sosial.

Sinergisme antara akal, fisik dan sosial yang baik akan membentuk kecerdasan dan perilaku baik anak yang akan terbawa hingga ia dewasa. Nah bagaimana supaya kita tahu bahwa semunya bersinergi? Tentu kita harus melakukan pemantauan secara rutin, dini, reguler dan kontinyu (sejak lahir hingga 1 tahun, dapat dilakukan setiap bulam, 1-2 tahun setiap 3 bulan, 3-6 tahun setiap 6 bulan). Pemantauan ini sifatnya tidak boleh memkasa ya Mam, justru harus alami dan menyenangkan, dan paling penting terdokumentasi dalam catatan ruti sehari-hari.

Hukum tumbuh kembang anak ini USE IT or LOOSE IT, karena 90% otak anak terbentuk di lima tahun pertama kehidupan mereka. Jadi kita sebagai orang tua harus mengoptimalkan stimulasi pada anak sesuai dengan usianya.

Mengenal Stimulasi

Nah, stimulasi itu apa sih sebenarnya? Stimulasi merupakan berbagai kegiatan interaktif antara orang tua dengan anak supaya mendapatkan pengalaman belajar dalam menguasai kemampuan tertentu. Memberikan pengalaman sensoris kepada anak, serta memperbanyak alternatif penguhubung sel-sel otak anak.

Stimulasi ini sebaiknya dilakukan setiap hari dan rutin meskipun hanya 30 menit/hari bersama, dibandingkan 3 jam hanya di satu hari akhir pekan.

Kunci dari pemberian stimulasi ini diantaranya,
  1. Berlandaskan cinta dan kasih sayang
  2. Menyenangkan dan tidak memaksa
  3. Selama aktivitas pengasuhan alami sehari-hari
  4. Alat bantu permaianan yang sederhana dan aman
  5. Anak laki-laki sama dengan anak perempuan
  6. Diberikan dengan frekuensi rutin dan reguler
  7. Bertahap sesuai usia dan sesuai kemampuan anak yang dikuasai saat itu
  8. Diberikan dalam bentuk dan jenis yang bisa mengembangakan semua jenis kepintaran Akal Fisik dan Sosial secara seimbang.
Tentu sebelum semua stimulasi itu diberikan, kita para orang tua harus mengetahui kemampuan anak terlebih dahulu ya Mam, sehingga stimulasi yang diberikan pun sesuai. Untuk yang bertanya bagaimana cara mengetahui kemampuan akal, fisik dan sosial anak kita? Selain bisa melakukan konsultasi dengan dokter tumbuh kembang anak seperti Dr. Wawan, di era digital seperti saat ini kita sangat dipermudah, salah satunya adalah melalui Kalkulator AFS. Fitur ini dibuat dan sudah terverifikasi oleh Dr. Wawan selaku Dokter Tumbuh Kembang Anak. Bahkan kita bisa mengaksesnya melalui smart phone kita lho mam.



Ini adalah hasil analisis Kalkulator AFS untuk anakku, Enzo. Memang secara angka 100% tapi bukan berarti kita sebagai orang tua berhenti memberikan variasi stimulasi lain untuk Enzo. Jika, hasilnya tidak 100% pun, Mam tidak perlu khawatir, karena melalui fitur ini, Mam bisa mengaplikasikan berbagai rekomendasi stimulasi sesuai range usianya dan kita juga bisa mencoba rekomendasi stimulasi usia anak 3-4 tahun.



Tentu saja bukan hanya aku yang bisa mencoba fitur ini, Mam juga bisa mencobanya dengan registrasi terlebih dahulu di website Parenting Club dan mencoba Kalkulator AFS ini untuk mendapatkan info lebih lanjut mengenai stimulasi yang tepat untuk si kecil sesuai usianya. Jika sudah mencoba fitur ini, Mam juga bisa mengikuti review kontes Kalkulator AFS, yang berlangsung dari 7 Januari - 15 Februari dan detailnya bisa lihat disini ya.

Tapi perlu diingat ya Mam, karena setiap anak mempunyai cara berbeda untuk mensinergikan keempat aspek perkembangan dasar, maka kemampuan akal, fisik dan sosial yang ditunjukkan setiap anak juga akan berbeda-beda. So, stop comparing with other kids. Let's embrace it!:)

0-1 tahun : I am what I'm given
1-3 tahun : I am what I will
3-6 tahun : I am what I can imagine
6-11 tahun : I am what I learned
11-18 tahun : I am what I am

Pic Courtesy: Mbak Din Septiani - @ndsept

Overall, we're so happy & blessed to attend this fruitful session. Thank you Wyeth Nutrition, Parenting Club dan Clozette Indonesia atas undangannya, dan semoga postingan kali ini bermanfaat untuk para orang tua dan juga calon orang tua. :)

#ClozetteIDxParentingClubID
#ParentingClubID
#KalkulatorAFS



xoxo,
Fetty

Comments

Post a Comment

Popular Posts